1.
Learning
is Most Effective When it’s Fun
“
Kegembiraan lebih penting dari obat
apapun”
Hunter
“Patch” Adams
ADALAH
Peter Kline yang mencetuskan kata-kata yang sekarang menjadi judul bab pertama
buku ini. Kline adalah penulis The
Everyday Genius. Dia juga dikenal sebagai “si jenius penggerak sistem
belajar terpadu”. Tidak hanya itu yang di bahas. Kline juga melontarkan
pernyataan berikut, “Sekolah harus menjadi ajang kegiatan yang paling
menyenangkan di setiap kota” dan “Anak-anak akan sangat cepat belajar jika
merwka di bimbing untuk menemukan sendiri prinsip-prinsip belajar itu.”
Belajar
secara menyenangkan, bagaimana caranya? Apa makna menyenangkan yang dimaksud
kline? Mengapa pemelajaran akan sangat efektif apabila si pemelajar berada
dalam keadaan yang menyenangkan? Apakah menyenangkan berarti para pemelajar
bebas melakukan apa yang disukainya? Atau, apakah menyenangkan berarti sebuah
kegiatan belajar itu tidak menekan, tidak mengancam, dan tidak memperdaya para
siswa?
Merujuk
ke sebuah rumusan yang disampaikan oleh penulis buku The Accelerated Learning
Hndbook, Dave Meier. Dalam buku karyanya itu Meier menulis, demikian,
“Menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan
hura-hura. Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan
kemeriahan yang dangkal. ‘Kegembiraan’ disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan
penuh, serta terciptanya makna,
pemahaman (penguasaan atas materi
yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan
pada diri si pemelajar. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan
sesuatu yang baru. Dan penciptaan kegembiraan ini jauh lebih penting ketimbang
segala teknik atau metode atau medium yang mungkin dipilih untuk digunakan.”
Dari
rumusan diatas, akan kita dapati beberapa komponen pembangunan suasana yang
menyenangkan tersebut. Pertama, bangkitnya
minat. Kedua, adanya keterlibatan. Ketiga, terciptanya makna. Keempat, adanya pemahaman atau
penguasaan materi. Kelima, munculnya
nilai yang membahagiakan. Dari gabungan seluruh komponen pembangun suasana yang
menyenangkan tersebut, niscaya akan lahirlah kemudian sesuatu yang baru.
Pertama,
soal bangkitnya minat. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai “kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu”. Dalam bahasa yang simpel, minat kadang dipadankan juga
dengan “gairah” atau “keinginan yang menggebu-gebu”. Jadi, apabila kegembiraan
dikaitkan dengan komponen pertama ini, maka jelas bahwa seorang pengajar atau
pemelajar menjadi gembira lantaran di dalam dirinya memang ada keinginan
mengajarkan atau mempelajari suatu materi pelajaran. Apabila di dalam diri
seseorang tidak muncul gairah untuk mengajar atau belajar tentang hal-hal yang
akan diajarkan atau dipelajarinya, maka di dalam lingkungan belajar-mengajar
itu agak sulit dikatakan ada kegembiraan.
Kedua, adanya
keterlibatan penuh si pemelajar dalam mempelajari sesuatu. Komponen ini sangat
bergantung pada keberadaan komponen pertama. Apakah mungkin seorang pemelajar
dapat terlibat secara penuh dan aktif dalam mengikuti sebuah pelajaran apabila
di dalam dirinya tidak ada sama sekali keinginan atau gairah untuk mengikuti
pelajaran tersebut? Apakah mungkin seorang pemelajar benar-benar
mengonsentrrasikan diri untuk fokus pada apa yang dipelajarinya apabila dia
tidak berhubungan secara batin dengan yang dipelajarinya. Keterlibatan
memerlukan hubungan timbal balik. Apa yang dipelajari dan siapa yang ingin
mempelajari perlu ada jalinan yang akrab dan saling memahami.
Ketiga, ihwal
terciptanya makna. Makna berkaitan erat dengan masing-masing pribadi. Makna
kadang muncul secara sangat kuat dalam konteks yang personal. Katayang mungkin paling
dekat dan mudah kita pahami berkaitan dengan makna adalah terbitnya sesuatu
yang memang “mengesankan”. Sesuatu
yang mengesankan biasanya dapat menghadirkan makna. Jadi, apabila sebuah
pemelajaran tidak dapat menimbulkan kesan mendalam terhadap para pemelajar,
maka mustahil ada makna. Apalagi jika pemelajaran itu kering, monoton, dan
hampa dan hal-hal yang membuat suasana menjadi segar dan ceria, tentulah akan
sulit menciptakan makna dalam suatu pemelajaran.
Keempat, ihwal
pemahaman atas materi yang dipelajari. Apabila minat seorang pemelajar dapat
ditumbuhkan ketika mempelajari sesuatu, lantas dia dapat terlibat secara aktif
dan penuh dalam membahas materi-materi yang dipelajarinya, dan ujung-ujungnya
dia terkesan dengan sebuah pemelajaran yang diikutinya, tentulah pemahaman akan
materi yang dipelajarinya dapat muncul secara kuat. Rasa ingin tahu tau
kehendak untuk menguasai materi yang dipelajarinya akan tumbuh secara hebat
apabila dia berminat, terlibat, dan terkesan. Sebab, ada kemungkinan ketika dia
belajar sesuatu yang baru, dia kemudian dapat mengaitkan hal-hal baru itu
dengan pengalaman lama yang sudah tersimpan di dalam dirinya. Intinya, materi
yang dipelajarinya itu kemudian dapat menyatu dan selaras dengan dirinya.
Kelima, tentang
nilai yang membahagiakan. Bahagia mnurut bahasa, adalah keadaan atau perasaan
senang tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Berkaitan dengan belajar,
bahagia adalah keadaan yang bebas dari tekanan, ketakutan, dan ancaman. Rasa
bahagia yang dapat muncul di dalam diri si pemelajar bisa saja terjad karena
dia merasa mendapatkan makna ketika mempelajari sesuatu. Dirinya jadi berharga.
Dirinya jadi tumbuh berkembang dan berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Atau dia
merasa bahagia karena selama menjalani pemelajaran diteguhkan sebagai seorang
yang berpotensi dan dihargai jerih payahnya dalam memahami sesuatu.
“Kebahagiaan
tidak bergantung pada limpahan kekayaan,” tulis Jalaluddin Rakhmat dalam Meraih Kebahagiaan. “Kebahagiaan tidak ditentukan
oleh keberuntungan. Kebahagiaan ditentukan oleh perasaan ketersambungan dengan
tujuan hidup, dengan masyarakat, dengan hal-hal spiritual, dengan apa saja yang
bermakna.” Jadi kebermaknaan yang merupakan komponen ketiga dalam konteks
membangun suasana gembira sangat berkaitan dengan nilai kebahagiaan.
Kebermaknaan dalam pemelajaran akan
membuahkan kebahagiaan bagi pemelajar.
Apa
kemudian hasil konkret dari suasana belajar yang menggembirakan ini? Mari
merujuk kepada rumusan Dave Meir. Meir tidak hanya merumuskan hal-hal yang
berkaitan dengan apa itu makna kegembiraan, dia juga telah menyiapkan satu
rumusan konkret dari sebuah pemelajaran yang menyenangkan. Menurutnya,
pemelajaran yang menyenangkan adalah pemelajaran yang dapat membawa perubahan
terhadap dri si pemelajar. Dalam kata-kata, hal itu disampaikannya sebagai
berikut:
“Penelitian
mengenai otak dan kaitannya dengan pemelajaran telah mengungkapkan fakta yang
sangat mengejutkan: apabila sesuatu di pelajari dengan sungguh-sungguh, struktur internal sistem saraf kimiawi (atau elektris) seorang pun berubah. Hal-hal
baru baru tercipta di dalam dirin seseorang-jaringan saraf baru, jalur elektris
baru, asosiasi baru, dan koneksi baru. Dalam proses pemelajaran, para pemelajar
harus diberi waktu agar hal-hal baru tersebut benar-benar terjadi di dalam
dirinya. Apabila tidak, tentu saja takkan ada yang melekat. Juga tak ada yang
menyatu, dan tak ada yang benar-benar dipelajari. Pemelajaran adalah perubahan.
Apabila tak ada waktu untuk berubah, berarti tidak ada pemelajaran sejati.
Kata
“sungguh-sungguh” diatas sangat bermakna dan penting dalam usaha seseorang
menjadikan proses belajarnya sebagai upaya untuk mengubah dirinya kearah yang
lebih baik. Secara otomatis, setiap orang yang mau belajar dan mampu belajar,
tentulah swtruktur dirinya berubah-baik itu berkaitan dengan jaringan saraf
yang baru. Struktur diri yang berubah ini baru akan bermakna apabila orang yang
menjalaninya benar-benar dalam keadaan bersungguh-sungguh ketika belajar.
Kesungguhan dalam belajar akan membawa seseorang mementingkan proses dan bukan
hasil.
Bagaimana
kita memahami pentingnya menghadirkan kegembiraan itu dalam belajar secara
mudah? Bobbi DeForter dan Mike Hernacki, dalam Quantum Learning, membahasakan
kegembiraan itu dengan terbangunnya emosi positif di dalam dirinya, tentulah ia
akan dapat menghadirkan suasana gembira. Dan menurut DeForter Dn Hernacki,
emosi positif akan akan membuat otak dapat bekerja secara optimal, sebagaimana
hal itu disampaikan secara menarik oleh Deporter dan Hernacki dalam daur emosi
positif berikut:
Emosi
positif Kekuatan Otak
Kehormatan Kebersihan
Diri
Bayangkan
bahwa setiap selesai belajar atau mengajar, kita senantiasa memiliki emosi
positif. Apabila kita dapat terus membangun emosi positif tentulah hal-hal yang
berkaitan dengan kehormatan diri dan kepercayaan diri akan semakin meningkat.
Akhirnya, keberhasilan dalam belajar dan mengajar pun tidak harus dicapai
ssecara 100% pada saat kita selesai belajar dan mengajar. Kita bisa mencapai di
bawah 100% asal kemudian pencapaian kita itu dapat terus ditingkatkan akibat
dari rasa senang yang terus menjalar di dalam diri kita. Dan proses peningkatan
pencapaian kesuksesan dalam belajar atau mengajar itu haanya dimungkinkan
apabila kita dapat membangun emosi positif di dalam diri kita.
Dalam
buku Meraih Kebahagiaan, sembari
merujuk ke berbagai penelitian psikologis, Jalaluddin Rakhmat menunjukkan
kepada kita bahwa emosi positif akan memperluas pikiran dan tindakan serta
membangun sumber daya personal, sementara emosi negatif akan menyempitkan
pikiran dan tindakan. “Diantara ciri orang bahagia,” tulis Jalaluddin Rakhmat, “ialah emosi
positif. Frederickson menyebutkan empat keadaan emosi positif: joy (keceriaan), interest (ketertarikan),
contentment (kepuasaan atau kelegaan), love
(cinta atau kasih sayang).”
Untuk
membangun emosi positif dalam belajar mengajar, Dr. Georgi Lazanov-“Bapak
Accelerated Learning” asal Bulgaria-kemudian menggunakan iringan musik. “musik
mengurangi stres, meredakan ketegangan, meningkatkan energi, dan memperbesar
daya ingat. Musik menjadikan orang lebih cerdas,”tulis Jeannette Von dalam The
Music Revolution. Dan selama menggunakan musik dalam belajar, Lezanov menemukan
bahwa musik Barok menyelaraskan tubuh dan otak. Ia, khususnya, membuka kunci
emosional untuk memori super sistem limbik otak. Sistem ini tidak hanya
mengolah emosi, tetapi juga menghubungkan otak sadar dengan otak di bawah
sadar.
2.
AMBAK
“Bisa tolong
jelaskan kepadaku jalan mana ya yang harus ku tempuh dari sini?”
“Tergantung kamu
maunya ke mana?” jawab sang Kucing
“Ke mana aja juga
boleh,” kata alice.
“Ya, kalau
begitu, jalan mana pun boleh kamu pilih,” kata sang kucing.
(Dari
Alice in Wonderland karya Lewis
Carroll)
Kata-kata
di atas dapat kita jumpai di buku yang di kemas berbeda dengan yang lain. Buku
tersebut berjudul unik “It’s My Life”. Penulisnya seorang doktor psikologi
bernama Tian dayton. Kata tersebut dapat dilihat dan dibaca dalam karyanya
yaitu edisi Bahasa Indonesia di halaman 11 yang di terbitkan oleh kaifa.
Kata-kata bagus tersebut yaitu bagian dari kata pengantar yang di berikan oleh
penerbit Kaifa.
Mri
kita coba lacak lebih jauh ihwal dari kata tersebut. Terbaca di bawah kata-kata
itu, “Alangkah banyaknya remaja yang nggak tahu harus melangkah.” (It’s My Life
memang buku untuk remaja). “iMemang binguung ketika harus memilih jalan mana
yang akan di tempuh untuk bisa sampain ke tujuan.” (Apa sih tujuan yang ingin
di capai oleh seorang remaja?) “kebanyakan mereka hanya mengikuti arus saja,
mengekor trend dan mode, seperti
kerbau dicucuk hidung.” (Apakah ini berarti para remaja mudah
terombang-ambingkan oleh keadaan lingkungannya?)
Tujuan
atau kemana arah yang hendak dituju seseorang adalah suatu hal yang sangat
penting dalam kehidupan. Kadang-kadang tujuan hidup itu memang tampak jelas.
Namun, seringkali pula, tujuan hidup itu samar-samar dan membingungkan.
Sesungguhnya seseorang sudah menetapkan tujuan dan apabila ditanyakan tentang
tujuan hidupnya dia pun dapat menunjukkannya. Hanya, kebanyakan tujuan itu tidak di rumuskan dengan jelas dan
spesifik. Sehingga orang yang punya tujuan namun tujuan itu tidak jelas dan tidak
spesifik sama saja dengan orang y ang tak punya tujuabn hidup.
Menentukan
tujuan hidup sangat penting. Merumuskan tujuan hidup secara jelas. Dan sangat
spesifik menjadi sesuatu yang sangat-sangat penting. Sebab, tujuan hidup yang
jelas dan sangat spesifik bukan hanya dapat mengarahkan seseorang ke jalan yang
mudah di tempuh, melainkan juga-ada kemungkinan besar-orang tersebut jadi
termotivasi untuk habis-habisan dan sungguh-sungguh dalam menempuhnya. Kita
sering melakukan sesuatu yang kita anggap sudah jelas manfaatnya, namun
sebenarnya di dalam diri kita hal yang tampak jelas itu sesungguhnya tidak
jelas. “saya ingin membaca buku buku Saman
karya Ayu Utami. ”untuk apa kamu membaca buku itu?” lantas dijawablah, “Kata
orang novel itu bagus, jadi aku ingin membacanya.” Orang yang bertanya itu pun
mendesak, “Apa kata orang tentang buku berjudul Saman itu?”Pokoknya baguslah. Dan membaca buku itu akan memperluas
wawasan?”
Benar,
membaca buku itu akan dapat memperluas wawasan. Namun apakah kita senantiasa
mengecek bahwa wawasan kita itu menjadi luas setelah membaca buku? Apakah
proses bertambah luasnya wawasan kita akan secara otomatis terjadi begitu kita
membaca buku? Bukankah ada kemungkinan buku yang kita baca tidak mudah kita
baca dan lantas kita tidak dapat memahaminya? Bukankah membaca buku tidak harus
bertumpu pada bertambah luasnya wawasan? Bukankah ada banyak manfaat yang dapat
di petik seseorang ketika membaca buku? Bukankah sebaiknya seseorang merumuskan
secara jelas dan spesifik tujuan membaca buku atau manfaat apa yang ingin
diraihnya ketika membaca buku?
Dalam
bahasa Quantum Learning, merumuskan
tujuan disebut sebagai proses mencari AMBAK. AMBAK adalah akronim dari “Apa
manfaatnya bagiku?” Menurut Quantum
Learning, AMBAK yang sangat jelas dan spesifik akan dapat memotivasi
seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan secara hebat. “Apa pun yang ingin
anda lakukan, jika yang anda lakukan itu tidak memberikan manfaat, ada kemungkinan besar anda akan ogah-ogahan melakukannya,” demikian
kira-kira makna AMBAK sebagaimana trtulis di buku Quantum Learning.
Apakah
ketika kita ingin menolong orang yang sedang mengalami kesusahan, kitaa harus
menemukan AMBAK terlebih dahulu? Kegiatan menolong orang jelas tidak harus
dikaitkan dengan soal AMBAK. Kegatan menolong oran manfaatnya sudah sangat
jelas. Sebagai seorang manusia, tujuan hidup seorang manusia, salah satu
diantaranya, adalah membantu orang lain. AMBAK perlu sekali kita perhatikan dan
pedulikan apabila kita ingin menjalankan kegiatan yang memerlukan kedisiplinan
dan keberlanjutan pengerjaannuya. Kegiatan-kegiatan yang spontan dan mendadak,
kadang, memang tidak memerlukan AMBAK.
Contoh
kegiatan yang memerlukan AMBAK adalah membaca buku atau mempelajari sesuatu
yang bermanfaat untuk pengembangan diri. Membaca buku dan mempelajari sesuatu
yang bermanfaat sesungguhnya manfaatnya sudah jelas. Namun, apakah kemudian
setiap orang mampu membaca buku dan belajar secara baik dan benar, serta
berkelanjutan? AMBAK diperlukan dalam dua kegiatan yang dicontohkan disini
lantaran perumusan AMBAK yang jelas dan spesifik akan memotivasi seseorang
dalam menjalankan kdan egiatan membaca buku dan belajar secara berdisiplin
berkelanjutan.
Menurut
seorang psikolog, ada dua macam motivasi. Dua macam motivasi itu adalah
motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal adalah motivasi
yang diciptakan dari dalam, sementara motivasi eksternal adalah motivasi yang
tercipta akibat pengaruh dari luar. Biasanya, motivasi internal akan membuat
seseorang dapat melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya secara
awet. Motivasi eksternal akan dapat mendorong seseorang melakukan suatu
kegiatan yang bermanfaat secara awet apabila diubah menjadi motivasi internal.
Apa
manfaat merokok? Berhenti merokok akan menyebabkan seseorang tidak lagi
terserang “kanker” (kantong kering). Selain itu, berhenti merokok juga, secara
jelas, akan menyehatkan tubuh. Lihatlah orang-orang yang ada di rumah sakit
yang terserang paru-parunya atau menderita batuk kronis. Ada kemungkinan besar,
perokok berat akan mengalami penderitaan hebat karena paru-parunya dikotori
oleh nikotin. Apakah kemudian seorang perokok dapat berhenti merokok setelah
melihat seorang menderita sakit batuk berat akibat merokok?
Ada
kemungkinan besar dia dapat menghentikan merokoknya, namun ada kemungkinan
besar juga dia berhenti sebentan dan merokok lagi di lain waktu. Apabila
motivasi eksternal tidak dapat diubah menjadi motivasi internal, maka orang
yang berhenti merokok karena melihat damfak merokok, tentu akan kembali merokok
pada suatu ketika. Pembangunan motivasi internal yang kukuh dan kuat akan
sangat terbantu apabila seseorang mau dan mampu berlatih merumuskan AMBAK
secara sangat jelas dan spesifik.
GAMBAR
B
“Tampak
bahwa balon udara tersebut memiliki beban”. Namun, jika kita perhatikan di
bagian atas, tampak pula tertulis “manfaat”. Bayangkan diri kita akan tumbuh
mengangkasa setiap kali melakukan kegiatan tertentu, sebagaimana balon itu
dapat sedikit demi sedikit naik keangkasa akibat gas yang terus disemburkan ke
bagian atas balon.
Gambar
balon udara yang terbagi dua menjadi beban dan manfaat ini dikutip dari buku
karrya Thomas L. Madden, F.I.R.E U.P Your Learning. bagus sekali jika
menggunakan simbolisasi balon udara untuk menjelaskan kegunaan AMBAK. Tidak ada
kegiatan yang bermanfaat yang tidak memiliki beban. Setiap kegiatan bermanfaat
yang kita lakukan secara rutin.
Beban
itu bisa jadi berupa kendala-kendala yang membuat kita malas melakukannya
secara rutin. Misalnya, sudah sangat jelas manfaatnya apabila kita setiap pagi
dapat berlari pagi selama setengah hingga satu jam lamanya. Maka tubuh dan jiwa
kita akan sehat. Namun apakah kita dapat menjalankan lari pagi secara konsisten?
Biasanya dinginnya udara pagi membuat kita enggan untuk beranjak dari tempat
tidur. Ada “beban” di dalam menjalankan kegiatan bermanfaat tersebut.
Lewat
simbolisasi balon udara, kita dapat mengalahkan “beban” dengan memperbesar
“manfaat”. Daftarlah sebanyak mungkin “manfaat” dari lari pagi dan tulislah
berbagai “manfaat” tersebut dan bacalah setiap kali kita ingin lari pagi. Ada
kemungkinan balon udara (kesiapan lari pagi) akan naik dan “beban” pun tidak
lagi kita rasakan memberatkan.
Apabila
setiap kali kita akan dikalahkan oleh “beban” yang menghadang kita-yang terbawa
oleh kegiatan bermanfaat yang hendak kita laksanakan-bersegeralah menggandeng
AMBAK. Daftarlah sebanyak mungkin “manfaat” secara jelas dan sangat spesifik.
Ada kemungkinan besar-apabila kita mau terus berlatih merumuskan AMBAK-AMBAK
akan memunculkan motivasi.
Pertanyaan
kemudian: Bagaimana menemukan ambak yang dapat memotivasi diri? AMBAK yang
dapat memotivasi diri dapat ditemukan lewat kegiatan bertanya. Bertanyalah
kepada diri sendiri sebelum melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat dan perlu
dijalankan dalam rentang waktu yang panjang. Bertanyalah sangat tajam dan
banyak. Apa manfaatnya belajar matematika? Apa relevansinya belajar matematika
di Zaman Internet? Apakah dengan belajar matematika dapat dijalankan dengan
mudah?
Sebuah
buku yang ditulis oleh pencipta buku yang mampu “menghangatkan” jiwa(yaitu buku
serial Chicken Soup for the Soul yang
diciptakan oleh Jack Canfield dan Mark Victor Hansen), berjudul The Alladdin
Factor (diterbitkan oleh penerbit Kaifa dengan judul Seajaib Lampu Aladdin), dapat membantu kita untuk berani
bertanya(meminta) secara lantang. Dijelaskan di buku Lampu Aladdin bahwa meminta (bertanya) itu banyak manfaatnya. Kita
tak akan diberi kalau tak meminta. Pintu sebuah rumah yang berpenghuni tak akan
dibukakan kalau tak kita ketuk. Kita tak mungkin menemukan sesuatu kalau tak
mencari. Bertanya adalah alat ampuh untuk meraih suatu cita-cita yang kita
inginkan.
Seorang
penulis kondang bernama Bertrand Russel pernah memberikan alarm kepada kita
ihwal pentingnya mempertanyakan. Russel berkata (sebagaimana ditunjukkan oleh
Wandi S. Brata dalam karyanya, Bo Wero:
Tips Mbeling untuk Menyiasati Hidup),
“dalam segala urusn hidup, sungguh sehat apabila sesekali kita menaruh tanda
tanya besar terhadap perkara-perkara yang sudah diterima sebagai kewajaran sampai tak pernah dipertanyakan lagi.”
Ada
kemungkinan besar sebuah pembelajaran di kelas berlangsung wajar namun
sesungguhnya membosankan. Ada kemungkinan besar materi ajar yang diberikan
kepada para siswa sudah dari sononya memang
begitu namun sesungguhnya materi ajar itu perlu dikaitkan dengan pengalaman
sehari-hari anak didik agar menjadi suatu yang bermakna. Ada kemungkinan besar
juga cara mengajar kita sudah benar namun sesungguhnya anak-anak didik ingin
cara mengajar yang tidak itu-itu melulu. Nah, sungguh sehat-kata Bertrand
Russel-apabila sesekali kita mempertanyakan perkara-perkara tersebut.
Kemauan
untuk mempertanyakan apa saja yang sudah wajar yng kita lakukan setiap hari,
akan bisa mengarahkan kita menuju sesuatu yang terus dapat kita perbaiki.
Bahkan, ada kemungkinan besar pertanyaan-pertanyaan tajam yang kita lontarkan
setiap hari kepada diri kita dapat berfungsi sebagai “alat” yang mampu
menyegarkan kehidupan kita. Kata pepatah, malu bertanya akan sesat dijalan. Ini
sebuah peringatan yang bagus agar kita tidak terlena dengan kegiatan rutin
kita.
Nah,
apabila kita sudah mau dan mampu bertanya kepada diri kita, cobalah kita
melangkah lebih jauh lagi. Cobalah kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
kita lontarkan kepada diri kita. Carilah sebuah jawaban yang tiba-tiba mampu
membangkitkan memotivasi kita untuk melakukan sebuah kegiatan secara
bersungguh-sungguh dan total. Akan sangat bagus jika jawaban tersebut kemudian
tuluskan. Setelah kita tuluskan, jawaban atau rumusan tentang AMBAK itu
kemudian kita potokopy dengan memperbesarnya sekiaan kali sehingga menjadi
sebuah poster. Dengan sedikit mewarnai dan memberikan ilustrasi,m poster
itubakhirnya menjadi sebuah ”lukisan” yang berbunyi nyaring setiap kali kita
membacanya.
Tempelkanlah
poster buatan kita itun di dinding yang dapat kita lihat setiap waktu dan dalam
keadaan apa pun.masukkanlah kata-kata yang sudah kita ciptakan untuk memberikan
semangat agar diri kita mau bersungguh-sungguh dalam mengerjakan kegiatan
tertentu itu ke dalam pikiran kita.masukkan makna kata-kata itu setiap hari ke
dalam benak kita. Tentu saja, apabila pikiran kita terus di susupi oleh
kata-kata yang bermanfaat itu, maka pikiran kita akan mampu mendorong tubuh
kita dan seluruh komponennya untuk menindaki kegiatan yang memberdayakan diri
kita.
AMBAK telah membantu kita untuk membangun emosi
positif di dalam diri kita. AMBAK kemungkinan besar dapat mengusir emosi
negatif yang sudah bersemayanm lama di dalam diri kita. Melalui AMBAK emosi
negatif digeser dan dibuang, serta kemudian diisi dengan sesuatu yang lebih
memberdayakan diri kita. Apabila perumusan AMBAK dapat kita lakuka setiap hari
berkaitan dengan proses belajar-mengajar kita, tentulah kita akan dapat
memberikan materi ajar kepada anak didik kita dengan cara-cara yang sangat
menyenangkan.
Apakah
mungkin kita melakukan kegiatan mengajar dengan cara-cara yang menyenangkan
anak didik kita setiap hari? Jelas sangat dimungkinkan sebab diri kita
senantiasa mencari manfaat terlebih dahulu ketika ingin mengajar. Dan manfaat
tersebut jelas akan hadir nyata sebab telah kita rumuskan secara tertulis.
jadi, sebuah pengajaran tentu akan tercipta secara menyenangkan apabila kita
memiliki rumusan tertulis tentang manfaat yang akan kita petik setiap kali kita
mengajar di kelas.
Berlatih
merumuskan AMBAK setiap hari akan membawa diri kita pada keadaan yang
diinginkan pada bab I “Learning is Most Effective When It’s Fun”. AMBAK dapat
memacu minat kita dan, terutama, membangkitkan minat anak didik kita untuk
mempelajari sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi perkembangan diri anak didik
kita. AMBAK akan mempersegar wajah kita ketika kita berhadapan dengan
murid-murid kita dikarenakan kita akan meraih sesuatu yang bermakna dalam
proses belajar-mengajar yang kita selenggarakan. AMBAK juga mendorng kita
mengaitkan seluruh mata pelajaran yang kita ajarka dengan kehidupan keseharian
anak didik kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar