efek daun

Rabu, 29 Mei 2013

MENJADI GURU YANG MAU DAN MAMPU MENGAJAR SECARA MENYENANGKAN


1.    Learning is Most Effective When it’s Fun
“ Kegembiraan lebih  penting dari obat apapun”
            Hunter “Patch” Adams
ADALAH Peter Kline yang mencetuskan kata-kata yang sekarang menjadi judul bab pertama buku ini. Kline adalah penulis The Everyday Genius. Dia juga dikenal sebagai “si jenius penggerak sistem belajar terpadu”. Tidak hanya itu yang di bahas. Kline juga melontarkan pernyataan berikut, “Sekolah harus menjadi ajang kegiatan yang paling menyenangkan di setiap kota” dan “Anak-anak akan sangat cepat belajar jika merwka di bimbing untuk menemukan sendiri prinsip-prinsip belajar itu.”
Belajar secara menyenangkan, bagaimana caranya? Apa makna menyenangkan yang dimaksud kline? Mengapa pemelajaran akan sangat efektif apabila si pemelajar berada dalam keadaan yang menyenangkan? Apakah menyenangkan berarti para pemelajar bebas melakukan apa yang disukainya? Atau, apakah menyenangkan berarti sebuah kegiatan belajar itu tidak menekan, tidak mengancam, dan tidak memperdaya para siswa?
Merujuk ke sebuah rumusan yang disampaikan oleh penulis buku The Accelerated Learning Hndbook, Dave Meier. Dalam buku karyanya itu Meier menulis, demikian, “Menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira  bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. ‘Kegembiraan’ disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri si pemelajar. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan sesuatu yang baru. Dan penciptaan kegembiraan ini jauh lebih penting ketimbang segala teknik atau metode atau medium yang mungkin dipilih untuk digunakan.”
Dari rumusan diatas, akan kita dapati beberapa komponen pembangunan suasana yang menyenangkan tersebut. Pertama, bangkitnya minat. Kedua, adanya keterlibatan. Ketiga, terciptanya makna. Keempat, adanya pemahaman atau penguasaan materi. Kelima, munculnya nilai yang membahagiakan. Dari gabungan seluruh komponen pembangun suasana yang menyenangkan tersebut, niscaya akan lahirlah kemudian sesuatu yang baru.
Pertama, soal bangkitnya minat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Dalam bahasa yang simpel, minat kadang dipadankan juga dengan “gairah” atau “keinginan yang menggebu-gebu”. Jadi, apabila kegembiraan dikaitkan dengan komponen pertama ini, maka jelas bahwa seorang pengajar atau pemelajar menjadi gembira lantaran di dalam dirinya memang ada keinginan mengajarkan atau mempelajari suatu materi pelajaran. Apabila di dalam diri seseorang tidak muncul gairah untuk mengajar atau belajar tentang hal-hal yang akan diajarkan atau dipelajarinya, maka di dalam lingkungan belajar-mengajar itu agak sulit dikatakan ada kegembiraan.
Kedua, adanya keterlibatan penuh si pemelajar dalam mempelajari sesuatu. Komponen ini sangat bergantung pada keberadaan komponen pertama. Apakah mungkin seorang pemelajar dapat terlibat secara penuh dan aktif dalam mengikuti sebuah pelajaran apabila di dalam dirinya tidak ada sama sekali keinginan atau gairah untuk mengikuti pelajaran tersebut? Apakah mungkin seorang pemelajar benar-benar mengonsentrrasikan diri untuk fokus pada apa yang dipelajarinya apabila dia tidak berhubungan secara batin dengan yang dipelajarinya. Keterlibatan memerlukan hubungan timbal balik. Apa yang dipelajari dan siapa yang ingin mempelajari perlu ada jalinan yang akrab dan saling memahami.
Ketiga, ihwal terciptanya makna. Makna berkaitan erat dengan masing-masing pribadi. Makna kadang muncul secara sangat kuat dalam konteks yang personal. Katayang mungkin paling dekat dan mudah kita pahami berkaitan dengan makna adalah terbitnya sesuatu yang memang “mengesankan”. Sesuatu yang mengesankan biasanya dapat menghadirkan makna. Jadi, apabila sebuah pemelajaran tidak dapat menimbulkan kesan mendalam terhadap para pemelajar, maka mustahil ada makna. Apalagi jika pemelajaran itu kering, monoton, dan hampa dan hal-hal yang membuat suasana menjadi segar dan ceria, tentulah akan sulit menciptakan makna dalam suatu pemelajaran.
Keempat, ihwal pemahaman atas materi yang dipelajari. Apabila minat seorang pemelajar dapat ditumbuhkan ketika mempelajari sesuatu, lantas dia dapat terlibat secara aktif dan penuh dalam membahas materi-materi yang dipelajarinya, dan ujung-ujungnya dia terkesan dengan sebuah pemelajaran yang diikutinya, tentulah pemahaman akan materi yang dipelajarinya dapat muncul secara kuat. Rasa ingin tahu tau kehendak untuk menguasai materi yang dipelajarinya akan tumbuh secara hebat apabila dia berminat, terlibat, dan terkesan. Sebab, ada kemungkinan ketika dia belajar sesuatu yang baru, dia kemudian dapat mengaitkan hal-hal baru itu dengan pengalaman lama yang sudah tersimpan di dalam dirinya. Intinya, materi yang dipelajarinya itu kemudian dapat menyatu dan selaras dengan dirinya.
Kelima, tentang nilai yang membahagiakan. Bahagia mnurut bahasa, adalah keadaan atau perasaan senang tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Berkaitan dengan belajar, bahagia adalah keadaan yang bebas dari tekanan, ketakutan, dan ancaman. Rasa bahagia yang dapat muncul di dalam diri si pemelajar bisa saja terjad karena dia merasa mendapatkan makna ketika mempelajari sesuatu. Dirinya jadi berharga. Dirinya jadi tumbuh berkembang dan berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Atau dia merasa bahagia karena selama menjalani pemelajaran diteguhkan sebagai seorang yang berpotensi dan dihargai jerih payahnya dalam memahami sesuatu.
“Kebahagiaan tidak bergantung pada limpahan kekayaan,” tulis Jalaluddin Rakhmat dalam Meraih Kebahagiaan.  “Kebahagiaan tidak ditentukan oleh keberuntungan. Kebahagiaan ditentukan oleh perasaan ketersambungan dengan tujuan hidup, dengan masyarakat, dengan hal-hal spiritual, dengan apa saja yang bermakna.” Jadi kebermaknaan yang merupakan komponen ketiga dalam konteks membangun suasana gembira sangat berkaitan dengan nilai kebahagiaan. Kebermaknaan  dalam pemelajaran akan membuahkan kebahagiaan bagi pemelajar.
Apa kemudian hasil konkret dari suasana belajar yang menggembirakan ini? Mari merujuk kepada rumusan Dave Meir. Meir tidak hanya merumuskan hal-hal yang berkaitan dengan apa itu makna kegembiraan, dia juga telah menyiapkan satu rumusan konkret dari sebuah pemelajaran yang menyenangkan. Menurutnya, pemelajaran yang menyenangkan adalah pemelajaran yang dapat membawa perubahan terhadap dri si pemelajar. Dalam kata-kata, hal itu disampaikannya sebagai berikut:
“Penelitian mengenai otak dan kaitannya dengan pemelajaran telah mengungkapkan fakta yang sangat mengejutkan: apabila sesuatu di pelajari dengan sungguh-sungguh, struktur internal sistem saraf kimiawi (atau elektris) seorang pun berubah. Hal-hal baru baru tercipta di dalam dirin seseorang-jaringan saraf baru, jalur elektris baru, asosiasi baru, dan koneksi baru. Dalam proses pemelajaran, para pemelajar harus diberi waktu agar hal-hal baru tersebut benar-benar terjadi di dalam dirinya. Apabila tidak, tentu saja takkan ada yang melekat. Juga tak ada yang menyatu, dan tak ada yang benar-benar dipelajari. Pemelajaran adalah perubahan. Apabila tak ada waktu untuk berubah, berarti tidak ada pemelajaran sejati.
Kata “sungguh-sungguh” diatas sangat bermakna dan penting dalam usaha seseorang menjadikan proses belajarnya sebagai upaya untuk mengubah dirinya kearah yang lebih baik. Secara otomatis, setiap orang yang mau belajar dan mampu belajar, tentulah swtruktur dirinya berubah-baik itu berkaitan dengan jaringan saraf yang baru. Struktur diri yang berubah ini baru akan bermakna apabila orang yang menjalaninya benar-benar dalam keadaan bersungguh-sungguh ketika belajar. Kesungguhan dalam belajar akan membawa seseorang mementingkan proses dan bukan hasil.
Bagaimana kita memahami pentingnya menghadirkan kegembiraan itu dalam belajar secara mudah? Bobbi DeForter dan Mike Hernacki, dalam Quantum Learning, membahasakan kegembiraan itu dengan terbangunnya emosi positif di dalam dirinya, tentulah ia akan dapat menghadirkan suasana gembira. Dan menurut DeForter Dn Hernacki, emosi positif akan akan membuat otak dapat bekerja secara optimal, sebagaimana hal itu disampaikan secara menarik oleh Deporter dan Hernacki dalam daur emosi positif berikut:
      Emosi positif                                      Kekuatan Otak
 





             Kehormatan                                      Kebersihan
             Diri

Bayangkan bahwa setiap selesai belajar atau mengajar, kita senantiasa memiliki emosi positif. Apabila kita dapat terus membangun emosi positif tentulah hal-hal yang berkaitan dengan kehormatan diri dan kepercayaan diri akan semakin meningkat. Akhirnya, keberhasilan dalam belajar dan mengajar pun tidak harus dicapai ssecara 100% pada saat kita selesai belajar dan mengajar. Kita bisa mencapai di bawah 100% asal kemudian pencapaian kita itu dapat terus ditingkatkan akibat dari rasa senang yang terus menjalar di dalam diri kita. Dan proses peningkatan pencapaian kesuksesan dalam belajar atau mengajar itu haanya dimungkinkan apabila kita dapat membangun emosi positif di dalam diri kita.
Dalam buku Meraih Kebahagiaan, sembari merujuk ke berbagai penelitian psikologis, Jalaluddin Rakhmat menunjukkan kepada kita bahwa emosi positif akan memperluas pikiran dan tindakan serta membangun sumber daya personal, sementara emosi negatif akan menyempitkan pikiran dan tindakan. “Diantara ciri orang bahagia,”  tulis Jalaluddin Rakhmat, “ialah emosi positif. Frederickson menyebutkan empat keadaan emosi positif: joy (keceriaan), interest (ketertarikan), contentment (kepuasaan atau kelegaan), love (cinta atau kasih sayang).”
Untuk membangun emosi positif dalam belajar mengajar, Dr. Georgi Lazanov-“Bapak Accelerated Learning” asal Bulgaria-kemudian menggunakan iringan musik. “musik mengurangi stres, meredakan ketegangan, meningkatkan energi, dan memperbesar daya ingat. Musik menjadikan orang lebih cerdas,”tulis Jeannette Von dalam The Music Revolution. Dan selama menggunakan musik dalam belajar, Lezanov menemukan bahwa musik Barok menyelaraskan tubuh dan otak. Ia, khususnya, membuka kunci emosional untuk memori super sistem limbik otak. Sistem ini tidak hanya mengolah emosi, tetapi juga menghubungkan otak sadar dengan otak di bawah sadar.


2.      AMBAK
Bisa tolong jelaskan kepadaku jalan mana ya yang harus ku tempuh dari sini?
Tergantung kamu maunya ke mana?jawab sang Kucing
Ke mana aja juga boleh,” kata alice.
Ya, kalau begitu, jalan mana pun boleh kamu pilih,” kata sang kucing.
             (Dari Alice in Wonderland karya Lewis Carroll)   

Kata-kata di atas dapat kita jumpai di buku yang di kemas berbeda dengan yang lain. Buku tersebut berjudul unik “It’s My Life”. Penulisnya seorang doktor psikologi bernama Tian dayton. Kata tersebut dapat dilihat dan dibaca dalam karyanya yaitu edisi Bahasa Indonesia di halaman 11 yang di terbitkan oleh kaifa. Kata-kata bagus tersebut yaitu bagian dari kata pengantar yang di berikan oleh penerbit Kaifa.
Mri kita coba lacak lebih jauh ihwal dari kata tersebut. Terbaca di bawah kata-kata itu, “Alangkah banyaknya remaja yang nggak tahu harus melangkah.” (It’s My Life memang buku untuk remaja). “iMemang binguung ketika harus memilih jalan mana yang akan di tempuh untuk bisa sampain ke tujuan.” (Apa sih tujuan yang ingin di capai oleh seorang remaja?) “kebanyakan mereka hanya mengikuti arus saja, mengekor trend dan mode, seperti kerbau dicucuk hidung.” (Apakah ini berarti para remaja mudah terombang-ambingkan oleh keadaan lingkungannya?)
Tujuan atau kemana arah yang hendak dituju seseorang adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Kadang-kadang tujuan hidup itu memang tampak jelas. Namun, seringkali pula, tujuan hidup itu samar-samar dan membingungkan. Sesungguhnya seseorang sudah menetapkan tujuan dan apabila ditanyakan tentang tujuan hidupnya dia pun dapat menunjukkannya. Hanya, kebanyakan tujuan  itu tidak di rumuskan dengan jelas dan spesifik. Sehingga orang yang punya tujuan namun tujuan itu tidak jelas dan tidak spesifik sama saja dengan orang y ang tak punya tujuabn hidup.
Menentukan tujuan hidup sangat penting. Merumuskan tujuan hidup secara jelas. Dan sangat spesifik menjadi sesuatu yang sangat-sangat penting. Sebab, tujuan hidup yang jelas dan sangat spesifik bukan hanya dapat mengarahkan seseorang ke jalan yang mudah di tempuh, melainkan juga-ada kemungkinan besar-orang tersebut jadi termotivasi untuk habis-habisan dan sungguh-sungguh dalam menempuhnya. Kita sering melakukan sesuatu yang kita anggap sudah jelas manfaatnya, namun sebenarnya di dalam diri kita hal yang tampak jelas itu sesungguhnya tidak jelas. “saya ingin membaca buku buku Saman karya Ayu Utami. ”untuk apa kamu membaca buku itu?” lantas dijawablah, “Kata orang novel itu bagus, jadi aku ingin membacanya.” Orang yang bertanya itu pun mendesak, “Apa kata orang tentang buku berjudul Saman itu?”Pokoknya baguslah. Dan membaca buku itu akan memperluas wawasan?”
Benar, membaca buku itu akan dapat memperluas wawasan. Namun apakah kita senantiasa mengecek bahwa wawasan kita itu menjadi luas setelah membaca buku? Apakah proses bertambah luasnya wawasan kita akan secara otomatis terjadi begitu kita membaca buku? Bukankah ada kemungkinan buku yang kita baca tidak mudah kita baca dan lantas kita tidak dapat memahaminya? Bukankah membaca buku tidak harus bertumpu pada bertambah luasnya wawasan? Bukankah ada banyak manfaat yang dapat di petik seseorang ketika membaca buku? Bukankah sebaiknya seseorang merumuskan secara jelas dan spesifik tujuan membaca buku atau manfaat apa yang ingin diraihnya ketika membaca buku?
Dalam bahasa Quantum Learning, merumuskan tujuan disebut sebagai proses mencari AMBAK. AMBAK adalah akronim dari “Apa manfaatnya bagiku?” Menurut Quantum Learning, AMBAK yang sangat jelas dan spesifik akan dapat memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan secara hebat. “Apa pun yang ingin anda lakukan, jika yang anda lakukan itu tidak memberikan manfaat, ada kemungkinan besar anda akan ogah-ogahan melakukannya,” demikian kira-kira makna AMBAK sebagaimana trtulis di buku Quantum Learning.
Apakah ketika kita ingin menolong orang yang sedang mengalami kesusahan, kitaa harus menemukan AMBAK terlebih dahulu? Kegiatan menolong orang jelas tidak harus dikaitkan dengan soal AMBAK. Kegatan menolong oran manfaatnya sudah sangat jelas. Sebagai seorang manusia, tujuan hidup seorang manusia, salah satu diantaranya, adalah membantu orang lain. AMBAK perlu sekali kita perhatikan dan pedulikan apabila kita ingin menjalankan kegiatan yang memerlukan kedisiplinan dan keberlanjutan pengerjaannuya. Kegiatan-kegiatan yang spontan dan mendadak, kadang, memang tidak memerlukan AMBAK.
Contoh kegiatan yang memerlukan AMBAK adalah membaca buku atau mempelajari sesuatu yang bermanfaat untuk pengembangan diri. Membaca buku dan mempelajari sesuatu yang bermanfaat sesungguhnya manfaatnya sudah jelas. Namun, apakah kemudian setiap orang mampu membaca buku dan belajar secara baik dan benar, serta berkelanjutan? AMBAK diperlukan dalam dua kegiatan yang dicontohkan disini lantaran perumusan AMBAK yang jelas dan spesifik akan memotivasi seseorang dalam menjalankan kdan egiatan membaca buku dan belajar secara berdisiplin berkelanjutan.
Menurut seorang psikolog, ada dua macam motivasi. Dua macam motivasi itu adalah motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal adalah motivasi yang diciptakan dari dalam, sementara motivasi eksternal adalah motivasi yang tercipta akibat pengaruh dari luar. Biasanya, motivasi internal akan membuat seseorang dapat melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya secara awet. Motivasi eksternal akan dapat mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat secara awet apabila diubah menjadi motivasi internal.
Apa manfaat merokok? Berhenti merokok akan menyebabkan seseorang tidak lagi terserang “kanker” (kantong kering). Selain itu, berhenti merokok juga, secara jelas, akan menyehatkan tubuh. Lihatlah orang-orang yang ada di rumah sakit yang terserang paru-parunya atau menderita batuk kronis. Ada kemungkinan besar, perokok berat akan mengalami penderitaan hebat karena paru-parunya dikotori oleh nikotin. Apakah kemudian seorang perokok dapat berhenti merokok setelah melihat seorang menderita sakit batuk berat akibat merokok?
Ada kemungkinan besar dia dapat menghentikan merokoknya, namun ada kemungkinan besar juga dia berhenti sebentan dan merokok lagi di lain waktu. Apabila motivasi eksternal tidak dapat diubah menjadi motivasi internal, maka orang yang berhenti merokok karena melihat damfak merokok, tentu akan kembali merokok pada suatu ketika. Pembangunan motivasi internal yang kukuh dan kuat akan sangat terbantu apabila seseorang mau dan mampu berlatih merumuskan AMBAK secara sangat jelas dan spesifik.
GAMBAR B
“Tampak bahwa balon udara tersebut memiliki beban”. Namun, jika kita perhatikan di bagian atas, tampak pula tertulis “manfaat”. Bayangkan diri kita akan tumbuh mengangkasa setiap kali melakukan kegiatan tertentu, sebagaimana balon itu dapat sedikit demi sedikit naik keangkasa akibat gas yang terus disemburkan ke bagian atas balon.
Gambar balon udara yang terbagi dua menjadi beban dan manfaat ini dikutip dari buku karrya Thomas L. Madden, F.I.R.E U.P  Your Learning. bagus sekali jika menggunakan simbolisasi balon udara untuk menjelaskan kegunaan AMBAK. Tidak ada kegiatan yang bermanfaat yang tidak memiliki beban. Setiap kegiatan bermanfaat yang kita lakukan secara rutin.
Beban itu bisa jadi berupa kendala-kendala yang membuat kita malas melakukannya secara rutin. Misalnya, sudah sangat jelas manfaatnya apabila kita setiap pagi dapat berlari pagi selama setengah hingga satu jam lamanya. Maka tubuh dan jiwa kita akan sehat. Namun apakah kita dapat menjalankan lari pagi secara konsisten? Biasanya dinginnya udara pagi membuat kita enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Ada “beban” di dalam menjalankan kegiatan bermanfaat tersebut.
Lewat simbolisasi balon udara, kita dapat mengalahkan “beban” dengan memperbesar “manfaat”. Daftarlah sebanyak mungkin “manfaat” dari lari pagi dan tulislah berbagai “manfaat” tersebut dan bacalah setiap kali kita ingin lari pagi. Ada kemungkinan balon udara (kesiapan lari pagi) akan naik dan “beban” pun tidak lagi kita rasakan memberatkan.
Apabila setiap kali kita akan dikalahkan oleh “beban” yang menghadang kita-yang terbawa oleh kegiatan bermanfaat yang hendak kita laksanakan-bersegeralah menggandeng AMBAK. Daftarlah sebanyak mungkin “manfaat” secara jelas dan sangat spesifik. Ada kemungkinan besar-apabila kita mau terus berlatih merumuskan AMBAK-AMBAK akan memunculkan motivasi.
Pertanyaan kemudian: Bagaimana menemukan ambak yang dapat memotivasi diri? AMBAK yang dapat memotivasi diri dapat ditemukan lewat kegiatan bertanya. Bertanyalah kepada diri sendiri sebelum melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat dan perlu dijalankan dalam rentang waktu yang panjang. Bertanyalah sangat tajam dan banyak. Apa manfaatnya belajar matematika? Apa relevansinya belajar matematika di Zaman Internet? Apakah dengan belajar matematika dapat dijalankan dengan mudah?
Sebuah buku yang ditulis oleh pencipta buku yang mampu “menghangatkan” jiwa(yaitu buku serial Chicken Soup for the Soul yang diciptakan oleh Jack Canfield dan Mark Victor Hansen), berjudul The Alladdin Factor (diterbitkan oleh penerbit Kaifa dengan judul Seajaib Lampu Aladdin), dapat membantu kita untuk berani bertanya(meminta) secara lantang. Dijelaskan di buku Lampu Aladdin bahwa meminta (bertanya) itu banyak manfaatnya. Kita tak akan diberi kalau tak meminta. Pintu sebuah rumah yang berpenghuni tak akan dibukakan kalau tak kita ketuk. Kita tak mungkin menemukan sesuatu kalau tak mencari. Bertanya adalah alat ampuh untuk meraih suatu cita-cita yang kita inginkan.
Seorang penulis kondang bernama Bertrand Russel pernah memberikan alarm kepada kita ihwal pentingnya mempertanyakan. Russel berkata (sebagaimana ditunjukkan oleh Wandi S. Brata dalam karyanya, Bo Wero: Tips Mbeling untuk Menyiasati Hidup), “dalam segala urusn hidup, sungguh sehat apabila sesekali kita menaruh tanda tanya besar terhadap perkara-perkara yang sudah diterima sebagai kewajaran sampai tak pernah dipertanyakan lagi.”
Ada kemungkinan besar sebuah pembelajaran di kelas berlangsung wajar namun sesungguhnya membosankan. Ada kemungkinan besar materi ajar yang diberikan kepada para siswa sudah dari sononya memang begitu namun sesungguhnya materi ajar itu perlu dikaitkan dengan pengalaman sehari-hari anak didik agar menjadi suatu yang bermakna. Ada kemungkinan besar juga cara mengajar kita sudah benar namun sesungguhnya anak-anak didik ingin cara mengajar yang tidak itu-itu melulu. Nah, sungguh sehat-kata Bertrand Russel-apabila sesekali kita mempertanyakan perkara-perkara tersebut.
Kemauan untuk mempertanyakan apa saja yang sudah wajar yng kita lakukan setiap hari, akan bisa mengarahkan kita menuju sesuatu yang terus dapat kita perbaiki. Bahkan, ada kemungkinan besar pertanyaan-pertanyaan tajam yang kita lontarkan setiap hari kepada diri kita dapat berfungsi sebagai “alat” yang mampu menyegarkan kehidupan kita. Kata pepatah, malu bertanya akan sesat dijalan. Ini sebuah peringatan yang bagus agar kita tidak terlena dengan kegiatan rutin kita.
Nah, apabila kita sudah mau dan mampu bertanya kepada diri kita, cobalah kita melangkah lebih jauh lagi. Cobalah kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kita lontarkan kepada diri kita. Carilah sebuah jawaban yang tiba-tiba mampu membangkitkan memotivasi kita untuk melakukan sebuah kegiatan secara bersungguh-sungguh dan total. Akan sangat bagus jika jawaban tersebut kemudian tuluskan. Setelah kita tuluskan, jawaban atau rumusan tentang AMBAK itu kemudian kita potokopy dengan memperbesarnya sekiaan kali sehingga menjadi sebuah poster. Dengan sedikit mewarnai dan memberikan ilustrasi,m poster itubakhirnya menjadi sebuah ”lukisan” yang berbunyi nyaring setiap kali kita membacanya.
Tempelkanlah poster buatan kita itun di dinding yang dapat kita lihat setiap waktu dan dalam keadaan apa pun.masukkanlah kata-kata yang sudah kita ciptakan untuk memberikan semangat agar diri kita mau bersungguh-sungguh dalam mengerjakan kegiatan tertentu itu ke dalam pikiran kita.masukkan makna kata-kata itu setiap hari ke dalam benak kita. Tentu saja, apabila pikiran kita terus di susupi oleh kata-kata yang bermanfaat itu, maka pikiran kita akan mampu mendorong tubuh kita dan seluruh komponennya untuk menindaki kegiatan yang memberdayakan diri kita.
AMBAK  telah membantu kita untuk membangun emosi positif di dalam diri kita. AMBAK kemungkinan besar dapat mengusir emosi negatif yang sudah bersemayanm lama di dalam diri kita. Melalui AMBAK emosi negatif digeser dan dibuang, serta kemudian diisi dengan sesuatu yang lebih memberdayakan diri kita. Apabila perumusan AMBAK dapat kita lakuka setiap hari berkaitan dengan proses belajar-mengajar kita, tentulah kita akan dapat memberikan materi ajar kepada anak didik kita dengan cara-cara yang sangat menyenangkan.
Apakah mungkin kita melakukan kegiatan mengajar dengan cara-cara yang menyenangkan anak didik kita setiap hari? Jelas sangat dimungkinkan sebab diri kita senantiasa mencari manfaat terlebih dahulu ketika ingin mengajar. Dan manfaat tersebut jelas akan hadir nyata sebab telah kita rumuskan secara tertulis. jadi, sebuah pengajaran tentu akan tercipta secara menyenangkan apabila kita memiliki rumusan tertulis tentang manfaat yang akan kita petik setiap kali kita mengajar di kelas.
Berlatih merumuskan AMBAK setiap hari akan membawa diri kita pada keadaan yang diinginkan pada bab I “Learning is Most Effective When It’s Fun”. AMBAK dapat memacu minat kita dan, terutama, membangkitkan minat anak didik kita untuk mempelajari sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi perkembangan diri anak didik kita. AMBAK akan mempersegar wajah kita ketika kita berhadapan dengan murid-murid kita dikarenakan kita akan meraih sesuatu yang bermakna dalam proses belajar-mengajar yang kita selenggarakan. AMBAK juga mendorng kita mengaitkan seluruh mata pelajaran yang kita ajarka dengan kehidupan keseharian anak didik kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar