Mungkin
terik matahari
kini
tak lagi terjaga sinarnya
sengatannya
membakar bumi
mengelupas
kulit nirwana
mungkin
biru langit
kini
tingginya kian meninggi
hingga
berubah coklat menghitam
hingga
hujan tak lagi turun
atau
mungkin tidak sampai ke bumi
Resah menggeliat
begitu geram anak bumi
memandang jarak yang begitu jauh
antara langit dan bumi
mencoba mencari kaki langit
yang ada hanya perut bumiyang kini
kosong tak terisi
Kini
mata air susah dicari
Kini
air mata mengganti dahaga
hutan
habis terkikis
menggersang
menjadi arang
mencoba
mencari kabut pagi
yang
ada hanya asap polusi
yang
mengusir pagi
sepi
tanpa kicauan kenari
Sutarman
Sumber: (Luqman Haqani “Ungkapan Isi Hati melalui
Puisi”, 2004: 54)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar